Health belief model
Health belief model memiliki enam komponen yaitu:
-         
Perceived Susceptibility 
Perceived Susceptibility adalah kepercayaan seseorang dengan menganggap menderita penyakit
adalah hasil melakukan perilaku terentu. Perceived
susceptibility juga diartikan sebagai perceived vulnerability yang berarti kerentanan yang dirasakan
yang merujuk pada kemungkinan seseorang dapat terkena suatu penyakit. Perceived susceptibility ini memiliki
hubungan positif dengan perilaku sehat. Jika persepsi kerentanan terhadap
penyakit tinggi maka perilaku sehat yang dilakukan seseorang juga tinggi.
Contohnya seseorang percaya kalau semua orang berpotensi terkena kanker
-         
Perceived Severity 
Perceived Severity adalah kepercayaan subyektif individu dalam
menyebarnya penyakit disebabkan oleh perilaku atau percaya seberapa
berbahayanya penyakit sehingga menghindari perilaku tidak sehat agar tidak sakit.
Hal ini berarti perceived severity berprinsip
pada persepsi keparahan yang akan diterima individu. Perceived severity juga memiliki hubungan yang positif denga
perilaku sehat. Jika persepsi keparahan individu tinggi maka ia akan
berperilaku sehat. Contohnya individu percaya kalau merokok dapat menyebabkan
kanker. 
-         
Perceived Benefits 
Perceived Benefits adalah kepercayaan terhadap keuntungan dari metode
yang disarankan untuk mengurangi resiko penyakit. Perceived benefits secara ringkas berarti persepsi keuntungan
yang memiliki hubungan positif dengan perilaku sehat. Individu yang sadar akan
keuntungan deteksi dini penyakit akan terus melakukan perilaku sehat seperti medical check up rutin. Contoh lain
adalah kalau tidak merokok, dia tidak akan terkena kanker.
-         
Perceived Barriers 
Perceived barriers adalah kepercayaan mengenai harga dari perilaku yang
dilakukan. Perceived barriers secara
singkat berarti persepsi hambatan aatau persepsi menurunnya kenyamanan saat
meninggalkan perilaku tidak sehat. Hubungan perceived barriers dengan perilaku sehat adalah negatif. Jika
persepsi hambatan terhadap perilaku sehat tinggi maka perialu sehat tidak akan
dilakukan. Contohnya, kalau tidak merokok tidak enak, mulut terasa asam. Contoh
lain SADARI (periksa payudara
sendiri) untuk perempuan yang dirasa
agak susah dalm menghitung masa subur membuat perempuan enggan SADARI
-         
Cues to Action 
Cues to action adalah mempercepat tindakan yang membuat seseorang
merasa butuh mengambil tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk melakukan
perilaku sehat. Cues to action juga
berarti dukungan atau dorongan dari ligkungan terhadap individu yang melakukan
perilaku sehat. Saran dokter atau rekomendasi telah ditemukan utnuk menjadi cues to action untuk bertindak dalam
konteks berhenti merokok  (Weinberger et al 1981;. Stacy dan Llyod 1990)
dan vaksinasi flu (Clummings et al 1979).
-         
 Self Efficacy 
Hal yang
berguna dalam memproteksi kesehatan adalah self efficacy.  Hal ini senada dengan pendapat  Rotter
(1966) dan Wallston mengenai teori self-efficacy
oleh Bandura yang penting sebagai kontrol dari faktor-faktor perilaku
sehat. Self efficacy dalam
istilah umum adalah kepercayaan
diri seseorang dalam menjalankan tugas tertentu.  Self Efficacy adalah kepercayaan seseorang mengenai kemampuannya
untuk mempersuasi keadaan atau merasa percaya diri dengan perilaku sehat yang
dilakukan. Self efficcay dibagi
menjadi dua yaitu outcome expectancy
seperti menerima respon yang baik dan outcome
value seperti menerima nilai sosial.
Aplikasi Penerapan Komponen Health Belief Model 
Penelitian
sebelumnya menghasilkan area luas yang bisa diidentifikasikan dari aplikasi
HBM:
-         
Preventive health behaviour, yang
termasuk promosi kesehatan (seperti olahraga dan perilaku mengurangi resiko
kesehatan seperti pemberian vaksinasi dan penggunaan alat kontrasepsi.
-         
Sick role behaviour yang artinya
menuruti rekomendasi dari medis, biasanya diikuti oleh diagnosi dari
profesional tentang penyakit.
-         
Clinic use, termasuk
kunjungan dengan alasan yang bervariasi.
Faktor penting
Tiga faktor
penting dalam Health Belief Model, yaitu :
-         
Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka
menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko kesehatan.
-         
Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang
membuatnya merubah perilaku.
-         
Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor di atas dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit,
potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit,
adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku dapat memberikan keuntungan,
penilaian individu terhadap perubahan yang ditawarkan, interaksi dengan petugas
kesehatan yang merekomendasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba
perilaku yang serupa.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar